Pola komunikasi yang terjadi pada manusia adalah bermacam-macam. Komunikasi pada dasarnya terbagi atas dua, komunikasi verbal dan komunikasi nonverbal. Komunikasi verbal adalah penyampaian dan penerimaan pesan lewat bahasa verbal. Bahasa verbal adalah sarana utama untuk menyatakan pikiran, perasaan, dan maksud kita. Bahasa verbal menggunakan kata-kata yang merepresentasikan berbagai aspek realitas individual kita. (Mulyana Dedi, 2007: 261). Namun, bahasa hanya dipakai sekitar 35 % dalam komunikasi yang dilakukan oleh manusia. Hal tersebut dikarenakan bahasa terbatas adanya,jumlah kata yang tersedia terbatas dalam mewakili objek, kata-kata bersifat ambigu dan kontekstual, bahasa mengandung bias budaya, dan lain-lain. Oleh karena adanya keterbatasan dalam bahasa, maka tercipta symbol atau lambang sebagai komunikasi nonverbal. Setiap orang tampaknya tertarik pada pesan yang dikomunikasikan oleh gerakan tubuh, gerakan mata, ekspresi wajah, sosok tubuh, penggunaan jarak (ruang), kecepatan dan volume bicara, bahkan juga keheningan. Sayangnya, komunikasi nonverbal begitu kompleks sehingga tidak mudah untuk memahaminya. Apalagi, jika tidak mempunyai cukup pengetahuan yang memungkinkan untuk membaca pikiran seseorang dari gerak-gerik, sosok tubuh, atau ekspresi wajah. (Edwi Arief Sosiawan 2010)
Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Atma Jaya, adalah mahasiswa yang kental akan darah sosial yang kritis. Sebagai mahasiswa sosial ada ciri yang melekat dan membedakannya dengan mahasiswa dari fakultas lain. Jika diamati, mahasiswa sosial tidak hanya menggunakan bahasa verbal untuk berkomunikasi, tetapi bahasa nonverbalpun terlihat jelas yang mengkomunikasikan bahwa mereka adalah mahasiswa sosial. Begitupula pola komunikasi yang terjadi diantara mereka. Dalam tulisan ini akan lebih dibahas bagaimana dan apa pola komunikasi nonverbal yang terjadi di dalam lingkup mahasiswa fakultas ilmu sosial dan politik Universitas Atma Jaya.
Pakaian
Dalam berpakaian, mahasiswa fisip bisa terlihat berbeda dengan mahasiswa fakultas lainnya. Mahasiswa FISIP dalam berpakaian mengisyaratkan sebuah kebebasan, artinya mereka tidak terikat oleh sebuah peraturan. Peraturan universitas mengharusan mahasiswa mengenakan kemeja dan sepatu. Namun sebagai mahasiswa yang kritis mereka keluar dari lingkup peraturan dan membuat pengertian “nyaman” bagi mereka. Mereka merasa nyaman dengan pakaian yang simple dan bisa dikatakan “awut-awutan”, bagi mereka inilah penampilan terbaik mereka entah untuk belajar di kampus atau sekedar bermain dan nongkrong di kampus. Penampilan mahasiswa FISIP yang laki-laki biasanya memakai kaos oblong, jeans (biasanya yang robek disana-sini), sepatu dengan berbagai bentuk, mulai dari sepatu bot, kets, hingga yang tidak disebut sepatu (sandal). Berbeda dengan mahasiswa perempuan, mereka lebih mengekspresikan diri lewat style pakaian mereka. Mahasiswa perempuan FISIP terlihat lebih kreatif dalam menampilkan diri mereka, biasanya pakaian yang dipakai oleh mereka adalah pakaian yang lucu-lucu, mulai dari kaos dengan rompi, tambahan sabuk yang dipakai dibaju, celana jeans yang robek-robek, yang kayak kelunturan, bahkan memakai legging (celana karet super ketat), tidak jarang ada yang memakai rok. Sepatunya pun beragam, jam tangan, asesoris yang menempel di rambut, dan full make up. Tapi ada juga mahasiswa yang berpenampilan biasa saja, kaos oblong, jeans dan sandal jepit. Intinya mahasiswa FISIP terlihat berbeda dari segi penampilan mereka.
Gerakan Wajah
Sama halnya dengan yang lain, mahasiswa Fisip pun sering menggunakan gerakan wajah yang mengkomunikasikan pesan-pesan tertentu. Di dalam kelas misalnya, begitu banyak gerakan wajah yang tergambar. Ada mahasiswa yang memiliki wajah yang sayu, mata mulai redup-redup, menguap, dengan bibir yang mengatup-ngatup, tanda bahwa mahasiswa tersebut bosan dan mengantuk. Lain lagi ekspresi wajah yang sedih, senang, jatuh cinta, melamun, memperhatikan, menangis, marah, wajah tidak puas, dan lain-lain. Di luar kelas pun berbagai macam bentuk komunikasi melalu gerakan wajah, tidak bisa dijelaskan dan digambarkan secara detil bagaimana bentuknya, namun kita pun sudah mengerti apa artinya dan bagaimana bentuknya.
Gerakan Mata
Mata sebagai indera penglihatan pun bisa dijadikan alat untuk berkomunikasi diantara mahasiswa Fisip. Fungsi gerakan mata ada bermacam-macam, yaitu mencari umpan balik, seorang dosen ketika menjelaskan sesuatu kemudian memandang satu mahasiswa seakan mengatakan, “apa pendapatmua, Nak?”. Adapula gerakan mata yang mengisayaratkan sebuah hubungan, baik yang kedekatannya positif maupun negative. Gerakan mata bisa mengartikan bahwa kedua orang itu memiliki kedekatan yang besar, ditandai dengan tatapan mesra, bentuk mata yang melegkung ke bawah. Berbeda lagi ketika bertemu dengan mahasiswa lainnya yang misalnya tidak memiliki hubungan baik dengannya atau mahasiswa yang asing baginya, bentuk mata akan mengkomunikasikan berbeda di tiap orang yang berbeda.
Sentuhan
Sentuhan menjadi komunikasi yang penting bagi setiap orang untuk memperdalam penyampaian dan penerimaan pesan. Begitu pula yang terjadi pada mahasiswa Fisip. Sentuhan banyak dilakukan untuk mempererat hubungan. Misalnya ketika berada di luar kelas, koridor kampus, mahasiswa bayak bergerombol dan bercanda, gerakan dan sentuhan banyak dilakukan agar candaan yang disampaikan benar-benar tersampaikan, biasa ketika bercanda mahsiswa fisip melakukan sentuhan seperti menyikut temannya, mendorong, menyenggol, menjitak kepala, memegang hidung, dan lain-lain. Adapula snetuhan yang mengomunikasikan sebuah ritual, yaitu berjabat tangan paa orang yang baru bertemu, dan pada saat perkenalan. Ada pula sentuhan seperti membenarkan rambut temannya, membersihkan debu di belakang baju temannya, hingga menyentuh dahi teman untuk mengetahui dia sakit atau tidak.
Komunikasi yang paling sering digunakan adalah sentuhan, ketika berada di kampus Fisip, kita akn melihat mahasiswa yang saling merangkul, bergandengan tangan, membelai, mengelus, dan menepuk-nepuk bahu, semua itu mengkomunikasikan suatu pesan. ketika saling merangkul dan bergandengan tangan menandakan bahwa ada kedekatan diantara mereka, bila membelai atau mengelus menandakan salah satunya sedang sedih dan yang lain menghibur, bila menepuk bahu menandakan mungkin ada beda status dan kedudukan diantara mereka, bisa saj antara dosen dan mahasiswa, atau mahasiswa angkatan lama dengan mahasiswa angkatan muda.