Model komunikasi interaksional menekankan pada komunikasi yang berjalan dua arah. bila dalam model linear komunikasi berjalan hanya sebatas komunikator mengirim pesan dan komunikan yang menerima pesan. Namun dalam model komunikasi interaksional, komunikator dan komunikan bisa mengirim dan menerima pesan. penekanan model komunikasi yang melingkar memungkinkan suatu saat seseorang bisa mengirim pesan dan disaat yang lain seseorang tersebut bisa menerima pesan dari orang lain. Proses tersebut menunjukkan bahwa komunikasi akan selalu berlangsung. Namun perlu diketahui jika seseorang menjadi pengirim pesan atau penerima pesan dalam sebuah interaksi, bukan berarti seseorang bisa memainkan kedua peran tersebut sekaligus.
Elemen yang terpenting dalm komunikasi ini adalah adanya umpan balik (feedback) dari lawan bicara. Adanya umpan balik merupakan bukti bahwa pesan telah terkirim dan telah sampai kepada lawan bicara. Tanggapan (umpan balik) bisa berupa pesan verbal maupun pesan non verbal, sengaja maupun yang tidak sengaja. Adanya umpan balik ini membantu komunikator untuk mengetahui sejauh mana pesan telah disampaikan dan sejau mana pencapaian makna terjadi. Dalam model komunikasi interpersonal, suatu umpan balik merupakan respon setelah pesan dikirim atau dapat dirasakan ketika pesan telah dikirim bukan terjadi bersamaan pengiriman pesan. contoh Anda adalah seorang dosen di suatu universitas. Model komunikasi interaksional akan terlihat mana kala Anda sedang mengajar dikelas. Ketika anda mengajar, Anda sedang member informasi kepada mahsiswa, artinya Anda berperan sebagai pengirim pesan dan murid Anda sebagai penerima pesan saat itu. Gerakan anggukan dan sahutan dari murid Anda-lah yang disebut umpan balik. Dari berbagai ekspresi yang mereka gambarkan akan membantu Anda untuk mngetahui sejauh mana penjelasan Anda ditangkap oleh para murid. Namun saat diskusi tiba, ketika salah satu murid memberi pendapat maka dia berperan sebagai komunikator dan Anda sebagai komunikan. Begitu seterusnya terjadi sehingga komunikasi akan terus selalu berjalan.
Elemen terakhir dalam model ini adalah bidang pengalaman (field experience) seseorang, atau bagaimana budaya, pengalaman dan keturunan seseorang mempengaruhi kemampuannya untuk berkomunikasi dengan yang lainnya. Ketika berinteraksi seseorang akan membawa pengalaman yang pernah dialaminya dan kemudian dibagikan kepada yang lain. Misalnya Anda seorang dosen, ketika berbicara didepan kelas mengenai pola komunikasi yang terjadi di Amerika. Selain mendapat informasi dari buku referansi yang Anda baca, tetapi juga dari pengalaman Anda yang pernah tinggal lama disana, mungkin orangtua Anda adalah keturunan Amerika, dan seterusnya. Anada akan lebih percaya diri dalam mengajar, karena pengalaman tersebut memberi banyak informasi tentang pola komunikasi di Amerika. Sama halnya ketika sepasang kekasih berkencan. Sepasang kekasih ini merupakan dua orang dengan pengalaman yang berbeda, latar belakang keluarga yang berbeda, tempat tinggal, kebiasaan, adat istiada, agama, bahasa, dan pendidikan. Masing-masing dari mereka akan menceritakan pengalaman-pengalaman mereka selama ini. Pengalaman-pengalaman ini (dan yang lain) akan mempengaruhi bagaimana dua orang ini ketika bersama dan hampir pasti akan mempengaruhi cara keduanya mempertahankan hubungan mereka.
Seperti pandangan linear, model interaksional juga telah dikritisi. Pertama-tama, model ini menyatakan bahwa satu orang bertindak sebagai pengirim dan sementara yang lain bertindak sebagai penerima dalam sebuah proses komunikasi. Kritik yang relevan terhadap model interaksional ini berkaitan dengan umpan balik. Apa yang terjadi ketika seseorang mengirim pesan nonverbal dalam sebuah interaksi? Tersenyum, cemberut, atau mengalihkan pembicaraan dalam sebuah interaksi antara dua orang selalu terjadi. Dalam sebuah interaksi antara ibu dan anak misalnya, seorang ibu mungkin saja memarahi anaknya sambil terus menerus memperhatikan prilaku nonverbal anaknya. Apakah ia tertawa?atau sedih? Atau apakah dia mendengarkan ibunya? Tiap prilaku ini akan mempengaruhi si ibu untuk menyesuaikan pesannya ketika ia berbicara dengan anaknya. Pandangan interaksional berasumsi bahwa dua orang berbicara dan mendengarkan, tetapi tidak dalam saat bersamaan.